Pawrents yang animal lover sejati pasti menyadari hal ini deh.. kalau varian anjing jauh lebih banyak ketimbang varian kucing, dan rata-rata ekstrim! Tapi.. kenapa ya? Dan kok bisa?

Memang kucing juga ada yang varian ekstrimnya seperti kucing botak Sphinx, atau kucing dengan kuping yang turun yaitu Scottish Fold. Tapi tetap gak sebanding sama anjing. Apakah pawrents tahu perbandingan jumlah ras anjing dan kucing seberapa jauh? Pada saat ini, menurut FCI (Fédération Cynologique Internationale atau dalam bahasa inggris International Canine Federation), terdapat 360 ras anjing yang resmi terdaftar, sedangkan menurut TICA (The International Cat Association), hanya terdapat 73 ras kucing saja. Artinya, jumlah ras anjing mencapai 5x lipat jumlah ras kucing!

Ternyata, penyebabnya tidak hanya satu lho pawrents.. ada beberapa penyebab yang membuat ras anjing jumlahnya luar biasa banyak. Nah yang pertama..

Karena anjing lebih dulu dalam segala aspek, baik kepemilikan maupun tahun dikembangbiakkannya. Penjelasannya begini pawrents, jadi kepemilikan anjing sudah ada sejak 15,000 tahun yang lalu, dan kucing baru 10,000 tahun yang lalu. Selain itu, anjing sudah sengaja dikembangbiakkan sejak ratusan tahun yang lalu, sedangkan kucing.. baru 80 tahun yang lalu.

Teori mengapa anjing sudah dikembangbiakkan secara selektif terlebih dulu itu dikarenakan kebutuhan manusia akan anjing, pawrents.

Ilustrasi pekerjaan anjing, menjadi bagian dari tim medis

Kakak-kakak pawrents yang punya anjing pasti sudah bisa menebak, beberapa pekerjaan yang bisa anjing lakukan. Ya, banyak dan bervariasi banget! Seperti kebutuhan anjing untuk menarik kendaraan, familiar ya sama penarik kendaraan di tempat dingin, si ganteng-ganteng serigala Husky. Atau anjing yang membantu manusia untuk berburu seperti ras Westie, atau bahkan anjing Poodle, anjing show namun dulunya suka berburu di rawa-rawa. Terus, deteksi penyakit dan bom, bekerja di kepolisian, tim SAR, penggembala, dan sebagainya. Nah karena pekerjaannya yang macam-macam banget ini, tentunya kebutuhan fisik dan sifatnya juga menyesuaikan dengan pekerjaannya. Dan artinya..

Manusia sengaja “menguji coba” untuk mengembangbiakkan anjing berdasarkan keahlian, fisik, dan sifatnya.

Misalnya, anjing Border Collie atau German Shepherd yang jago dan memang berbakat jadi anjing penggembala, atau anjing Labrador, karena temperamennya yang baik, akhirnya anjing tersebut sering digunakan sebagai anjing penuntun orang tunanetra. Anjing yang jago lari bentuk badannya harus ringan dan kakinya jenjang, seperti Greyhound. Atau, anjing penjaga harus memiliki fisik yang kuat, seperti Pitbull atau Rottweiler, dengan sifat yang cenderung aktif serta loyal. Terus, kalau kucing bukannya juga sama?

Kucing ada sedikit perbedaan ternyata pawrents, dibandingkan dengan anjing, pekerjaan yang kucing lakukan rata-rata sebagai penangkap hama di rumah maupun di ladang, atau sebagai temen pawrents di rumah (atau majikan ya? hihihi). Dan kucing dengan bentuk yang normal atau umum sudah cukup jago dalam melakukan hal tersebut, sehingga manusia selama ribuan tahun tidak merasa butuh untuk memodifikasi bentuk kucing jadi macam-macam, seperti pada anjing.

Manusia melakukan pengembangbiakkan selektif pada kucing dengan kecenderungan estetik.

Namun, gak sepenuhnya untuk estetika saja ya pawrents. Aspek seperti temperatur, bisa membuat beberapa kucing memiliki karakteristik berbulu panjang dan tebal (long hair), bahkan ada yang sampai memiliki 3 lapisan bulu seperti pada kucing ras Siberian Cat, yang tahan masuk ke dalam freezer! Namun, aspek-aspek seperti kucing botak Sphinx, atau Scottish Fold, atau kucing dengan karakteristik flat nose, kucing-kucing tersebut diseleksi kembang biak sepenuhnya karena estetika.

Nah, memang tindakan pengembangbiakkan dilakukan dengan motivasi menjaga beberapa ras agar tetap eksis, namun sayangnya, ada akibat buruk yang mengikuti tindakan ini, yaitu Piggyback mutation.

Apakah Piggyback mutation itu?

Singkatnya, dengan selective breeding yang mengawinkan satu jenis ras yang sama, juga akan memperkuat genetik buruk yang mengikuti ras tersebut. Contohnya Scottish Fold, dengan karakteristik imutnya yaitu kuping yang turun kebawah, ternyata memiliki peluang lebih tinggi dalam mengembangkan kondisi rematik parah yang disebut sebagai osteochondrodysplasia. Atau kucing Persia yang memiliki muka rata dan bulu panjang, ternyata juga secara genetik cenderung mengembangkan penyakit ginjal polikistik, menurut Leslie Lyons, seorang profesor di College of Veterinary Medicine di University of Missouri, dilansir dari Live Science.

                                                   

Semoga artikel kami bermanfaat dan menarik ya pawrents.. 🙂

Jika ingin melihat konten yang serupa, kamu bisa cek instagram kami @gustaveterinary

GustaVet

Customers

Products

Services

Support

Our Team

Clinic

About Us

Contact Us

Blog

Further Information

Terms and Conditions

Privacy Policy

GustaVet ©2024| All Rights Reserved
× Chat dengan Client Care kami